all is well, or will be well?

Minggu, 26 Juli 2015

TUGAS PARIWISATA (MESEUM WAYANG)




                   Tugas Pariwisata (wisata meseum wayang)

                              - Denanti Bella Artiani (12614672)
                              - Isyi Farah                   (15614537)
                              - Firnia Adianti             (14614299)
                              - Raihan F                     (18614827)

Minggu, 26 April 2015

Kelebihan Dan Kekurangan Tempat Wisata Di Indonesia


1. Karimun Jawa


Kepulauan Karimunjawa adalah salah satu dari tempat itu, ada beberapa “kelemahan” yang dimilikinya, yang membuat trip ke sana –mulai dari di perjalanan sampai pada saat kita di lokasi— masuk dalam kategori “agak menyusahkan”. Tetapipay-off­-nya pun tidak main-main. Ragam pemandangan pulau-pulaunya lebih kaya dari Pulau Seribu. Koleksi terumbu karangnya juga tidak kalah menarik, ada 51 genus terumbu karang di Karimunjawa yang siap memukaumu.
Sekarang, bagi kamu yang belum pernah ke Karimunjawa, Valadoo akan membeberkan plus-minus perjalanan ke sana. Setelah itu, silakan menjadi juri bagi dirimu sendiri untuk memutuskan, is it worth it?

Kekurangan Wisata Karimunjawa

1. Perjalanan yang jauh ke Karimunjawa

Momok terbesar bagi travellers yang ingin menjejakkan kaki di Karimunjawa adalah waktu tempuhnya. Untuk kamu yang mau menghemat dan (sebagai gambaran) naik bus dari Jakarta, maka perjalanan dimulai dengan 12 jam lebih duduk di bus Jakarta-Semarang atau Jakarta-Jepara, walau sebagian besar bisa dilalui dengan tidur jika berangkat malam. Lalu kita harus ke pelabuhan Tanjung Emas, Semarang atau pelabuhan Kartini, Jepara untuk naik perahu. Perjalanan naik ferry atau speedboat ini memakan waktu 3 sampai 6 jam tergantung dari apa jenis perahunya dan titik keberangkatannya (dari Semarang lebih cepat).

2. Keberangkatan perahu ke Karimunjawa yang dapat terkendala cuaca
Sebagai permulaan, tidak ada pelayanan harian perahu dari dan ke kepulauan Karimunjawa. Dalam seminggu, hanya ada dua jadwal pelayaran ferry (jadwal bisa dilihat di bawah). Konsekuensinya, jika kita ketinggalan kapal di satu keberangkatan, maka kita baru bisa berangkat 3-4 hari setelahnya –Tips: lebih baik beli tiket kapalnya jauh-jauh hari sebelumnya, dan disarankan untuk membeli paket wisata Karimunjawa yang sudah mengatur hal ini juga. Hal ini diperburuk dengan bergantungnya jadwal keberangkatan perahu pada kondisi cuaca. Jika kira-kira akan hujan, maka kepala pelabuhan tidak akan memberi izin bagi kapal untuk berangkat. Penundaannya bisa dari beberapa menit sampai lebih dari satu hari. Maka, kita harus merencanakan perjalanan dengan baik, termasuk membuat rencana jika kita terhalang untuk pulang.
3. Pasokan listrik Karimunjawa yang terbatas
Mari diingat kembali bahwa kepulauan Karimunjawa terpisah dari mainland oleh laut. Sehingga, pasokan listrik disuplai dari generator yang menggunakan tenaga solar. Karena terbatas, maka listrik di pulau ini dinyalakan hanya dari jam 6 sore sampai 6 pagi. Jadi, tidak ada tuh yang namanya nonton TV atau nge-chargehandphone di siang hari, kecuali jika resort yang kamu tinggali punya generator sendiri. Agak menyusahkan, memang, bagi mereka yang sudah sangat tergantung pada teknologi. Solusinya sih mudah, banyak-banyakin jalan-jalan melihat laut saja sebelum waktu listrik dihidupkan.
4. Pulau tempat menginap yang kecil
Kebanyakan orang menginap di pulau Karimunjawa saat ke kepulauan ini. Luas pulau ini hanya 2.700 hektare, dapat dikelilingi hanya dalam waktu 2 jam dengan menyewa motor. Ditambah dengan pulau di sebelahnya (pulau  Kemujan, 1.400 hektare) yang dipisahkan oleh selat selebar tiga meter, hanya dalam waktu satu hari pulau tempat kita menginap ini bisa kita kelilingi. Sedangkan untuk menyewa perahu untuk jalan-jalan ke pulau lain, kita harus mengeluarkan biaya antara Rp. 300.000- Rp. 500.000 /perahu dan tidak ada ATM di pulau ini. Jadi, pastikan plan kamu dan cadangan dana selama di kep. Karimunjawa sudah baik daripada kamu akhirnya terkatung-katung di pulau kecil ini.
 Keunggulan Wisata Karimunjawa

1. Ratusan ikan di pulau Menjangan Kecil

Yang pasti, warna-warni ikan-ikan yang hidup di sekitar pulau Menjangan Kecil jauh mengalahkan ikan-ikan yang ada di spot snorkelling di Nusa Dua, Bali. Jika di Nusa Dua kita harus ikut seawalker untuk bisa main yang puas dengan ikan, di pulau Menjangan Kecil kita cukup berenang di permukaan air atau naik glass-bottom boatuntuk disajikan pemandangan berkelompok-kelompok ikan damselfish yang hitam-putih, butterfly yang pipih kuning, angel yang kepalanya biru tapi buntutnya kuning, parrot yang berwarna dasar biru dengan totol-totol kuning atau abu-abu metalik, puffer yang bisa menggelembung kalau ketakutan dan lain-lain.
Diving site lain yang punya koleksi ikan yang menakjubkan: Taka Menyawakan.
diving karimunjawa

2. Berenang bersama hiu di pulau Menjangan Besar

Di pulau Menjangan Besar terdapat penangkaran hiu, penyu dan barracuda. Hebatnya, jika di penangkaran di kepulauan Seribu, kita tidak diperbolehkan masuk, di Karimunjawa kita boleh berenang bersama hiu dan penyu-nya (sebaiknya tidak masuk ke kolam barracuda, karena ikan ini cukup ganas). Untuk kamu yang ingin berenang dengan hiu, pastikan tidak ada luka terbuka di tubuhmu. Jika tidak mencium bau darah, hiu-hiu kecil ini cuek saja saat melihatmu kok. Oh ya, jika kamu masuk ke kolam penyu, harap jangan menyiksa binatang lembut itu dengan mengangkatnya keluar dari air, ya.
berenang bersama hiu di karimunjawa

3. Terumbu karang di pulau Cemara Besar & pulau Cemara Kecil

Pulau Cemara Besar adalah pulau yang dilindungi. Apa artinya ini? Artinya, pemandangan alamnya sangat terjaga dan masih perawan. Kamu juga harus ikut andil menjaganya, ya.
terumbu karang karimunjawa
Apa saja yang bisa kita temui di pulau Cemara Besar? Yang pertama adalah hamparan pasir putih yang luas. Sebagian pasir ini terrendam air sehingga seakan-akan membentuk kolam renang dangkal beralaskan pasir. Cocok sekali untuk berenang. Makin ke tengah, permukaan air yang jernih berubah menjadi hijau, menandakan dalamnya air yang makin menjorok. Di sini, soft-coral dan hard-coralmenyambut kedatangan kita. Karena terletak dekat dari pantai, maka untuk menikmati terumbu karang di pulau Cemara Besar, kita cukup menggunakan alatsnorkel yang bisa disewa dengan harga Rp. 40.000-an. Di tengah pulau Cemara Besar terdapat rimbunan hutan cemara, tetapi kita tak boleh memasukinya karena dilindungi..

4. Sunset di Tanjung Gelam

Pulau Tanjung Gelam terletak di bagian paling barat kepulauan Karimunjawa. Jika melihat terus ke barat, maka pemandangannya adalah laut yang tak terbatas. Jika kita memutuskan untuk menghabiskan hari di sini, maka kita akan melihat matahari yang seakan-akan “tenggelam” ke dalam laut. Warna langit yang oranye pada saat-saat ini membuat kita tak ingin meninggalkan Karimunjawa.
senja karimunjawa

5. Pulau pasir di tengah laut Karimunjawa (pulau Gosong)

Ingin mendapatkan foto dengan tema “terdampar di pulau tak berpenghuni”? Pergi saja ke pulau Gosong. Pulau ini hanya berbentuk sejumput pasir putih yang dikelilingi oleh air. Walau luasnya hanya 8 x 5 meter, pulau unik ini cukup digemari. Kita seakan-akan sedang berdiri di “middle of nowhere”. Konon, pulau Gosong mendapatkan namanya karena jika kamu berjemur di sana akan segera gosong, soalnya tidak ada pohon sebagai peneduh.
Sumber : http://jelajah.valadoo.com/activities/adventure/what-to-expect-in-karimunjawa

Pulau Merah, Banyuwangi, Wisata Pantai.



Mendengar nama pulau Merah, memang masih asing di telinga.  Lokasi pulau Merah terletak di desa Sumberagung, kecamatan Pesanggaran, kabupaten Banyuwangi.  Pulau Merah terletak pada titik koordinat 8°36′18.4″ LS dan 114°01′31.8″BT, berada di pesisir Samudra Hindia.  Lokasi Pulau Merah ini berada di sebelah barat dari pantai rajegwesi (TN Meru Betiri), dan timur TN Alas Purwo.  Pulau Merah dan sekitarnya merupakan kawasan lindung.  Tujuan wisata ini memang masih baru, baru berkembang dalam empat tahun.  Upaya pengembangan wisata Pulau Merah seyogyanya terintegrasi dengan kawasan konservasi TN Meru Betiri dan timur TN Alas Purwo.

Disebut pulau merah karena tanah di pulau ini berwarna merah.  Di beberapa bagian yang permukaannya terkelupas, nampak tanahnya (subsoil) kuning memerah.  Diduga tanahnya masuk kategori ordo ultisol atau oxisol, merupakan tanah yang berumur tua, atau mengalami oksidasi.  Pulau ini kurang lebih seluas 4 ha dan berbukit setinggi sekitar 200m.  Pulau ini berjarak sekitar 300 m dari garis pantai dalam keadaan pasang.  Bila air surut, menuju pulau Merah, pengunjung dapat berjalan kaki.   Sebenarnya daya tarik Pulau Merah bukan saja pada pulaunya, tetapi juga wilayah pantai, ombak dan pesisir di sekitarnya.   Pantai landai dengan pasir putih yang bersih sepanjang 3 km memberikan pemandangan yang indah.  Ombak pantai sebagaimana pantai selatan pulau Jawa, adalah ombak samudra yang sangat kuat dan tinggi, sangat bagus untuk surfing.   Wisatawan asing biasa berkunjung di bulan-bulan Juli hingga September untuk surfing menikmati ombak di pantai pulau Merah ini.

Keunggulan Pulau merah. 

1. Dengan ombak yang tidak terlalu keras, nampaknya Pantai Pulau Merah sangat layak untuk wisata keluarga. Anak-anak akan suka bermain pasir dan bermain air. Tapi saya tetap tidak menyarankan mandi di Pantai, karena Pantai ini  termasuk Pantai Selatan yang kadang sekejab bisa menjadi pantai yang ganas. Agaknya untuk antisipasi, petugas rescue pun siap di pinggir pantai bila sewaktu-waktu harus menjalankan tugasnya.

2. Pantai Pulau Merah memanjang ke Timur dan Barat. Pasirnya putih bersih. Di arah Timur ada Gunung  Tumpang Pitu. Konon kaya akan Emas. Ke arah Barat, Pantai Pulau Merah melengkung, dan di ujung sana kira-kira 3 kilometer bersatu dengan Pantai Teluk Pancer. Sungguh asyik berlama-lama duduk di pinggir pantai. Menikmati angin sepoi-sepoi dan alunan ombak yang datang silih berganti.

Kekurangan Pulau Merah.

1. Belum banyak pengunjung atau traveler yang mengetahui tempat ini, dan sejauh ini saya belum menemukan kekurangannya,

Sumber: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/06/11/menikmati-surfing-di-pulau-merah-kuta-nya-banyuwangi-567898.html

Rabu, 25 Maret 2015

PENGERTIAN KEPARIWISATAAN

Denanti Bella Artiani
  1SA01
 12614672
       Tugas Kepariwisataan.            


                                                  PENGERTIAN KEPARIWISATAAN

Banyak di antara kita yang masih belum faham berbagai istilah kepariwisataan yang acapkali kita jumpai sehari-hari, merupakan hal yang menimbulkan pengertian yang “kisruh”. Salah satu istilah yang digunakan secara “resmi” sebagai nama sebuah kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang berwenang menangani “kebudayaan” dan “kepariwisataan“, tidak menggunakan istilah “kepariwisataan” melainkan “pariwisata“, berbeda halnya dengan istilah “kebudayaan” yang digunakannya secara berdampingan. Sementara itu Undang-undang no. 10/Th 2009 (UU no.10/2009) disebutnya sebagai Undang-undang tentang “Kepariwisataan”. Di samping itu, kita sering mendengar dan membaca adanya istilah “obyek wisata” dan “atraksi wisata“. Oleh karena itu tidaklah heran jika banyak pihak yang mempertanyakan akan perbedaan antara wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Atas dasar apa pilihan istilah wisata, pariwisata dan kepariwisataan itu digunakan?

Dengan diundangkannya UU no.10/2009 tentang Kepariwisataan, diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebih tertib sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagi menimbulkan pengertian yang membingungkan. Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut.
Pengertian Kepariwisataan
Pengertian dan Definisi Pariwisata Istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari 2 kata, yaitu kata “Pari” berarti berkeliling atau bersama dan kata “wisata” berarti perjalanan. Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik didalam maupun diluar    negeri. 
·      1. Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
·     2.  Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre menyatakan pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara.
3. Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.) Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Jadi pengertian pariwisata adalah perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain. Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang kasih seperti hasil budaya peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman.
Sumber : http://tha1903.blogspot.com/2010/09/pengertian-pariwisata.html
  • WISATA        : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu;
  • WISATAWAN    : adalah orang yang melakukan wisata;
  • PARIWISATA    : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;
  • KEPARIWISATAAN    : adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha. 
Pengertian Istilah

Kata ‘pariwisata’ telah berhasil dipopulerkan, pada mulanya diperkenalkan oleh Menteri PDPTP (Perhubungan, Pos, Telekomunikasi & Pariwisata), pada waktu itu Let.Jen. Djatikusumo, dalam kesempatan Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa Timur, pada tahun 1958.
Diperkenalkannya istilah ‘pariwisata’ dimaksudkan sebagai pengganti ‘tourisme’ (Belanda, Perancis) atau ‘tourism’ (Inggris).
Bila diuraikan menurut arti-katanya, maka ‘pariwisata’ yang berasalkan kata ‘pari’ dan ‘wisata’ dari bahasa Sansekerta, akan berarti sebagai berikut:
Pari        = seringkali, berulangkali/berkali-kali; dapat juga berarti ‘umum’ (bandingkan dengan: sidang ‘paripurna’ = sidang umum & lengkap, – umum masalahnya yang dibicarakan dan lengkap anggotanya yang hadir -, bermakna sama dengan “sidang pleno, plenary session/meeting”);
Wisata        = pergi (to go, kata kerja), bepergian (to travel, kata kerja); dapat juga berarti ‘perjalanan’ (travel, kata benda);
Pariwisata    = beberapa perjalanan yang dilakukan secara bersambung/ berantai dari satu tempat ke tempat berikutnya dan diakhiri di tempat keberangkatan (=tour, perjalanan keliling);
Sebagaimana lazim dalam bahasa Indonesia, pembubuhan awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘-an’ memberikan arti yang lebih luas kepada asal katanya, seperti ‘seni’ menjadi ‘kesenian’, ‘budaya’ menjadi ‘kebudayaan’. Dalam bahasa Belanda dan Inggris, masing-masing membubuhkan akhiran ‘-isme’ dan ‘-ism’, seperti ‘hinduism’, ‘budhism’.
Maka atas dasar faham tersebut, ‘tourisme’ atau ‘tourism’ sebetulnya lebih tepat digantikan dengan ‘kepariwisataan’;
Secara ringkas dapatlah tersusun beberapa istilah seperti berikut:
  • Wisata                        = bepergian (to travel); perjalanan (travel);
  • Wisatawan                 = orang yang bepergian (traveler);
  • Para Wisatawan        = wisatawan-wisatawan, orang-orang yang bepergian (travelers);
  • Pariwisata                 = perjalanan keliling (tour);
  • Kepariwisataan         = hal-hal yang menyangkut, – terkait dengan -, pariwisata (tourism);
  • Pariwisatawan           = orang yang melakukan perjalanan keliling (tourist);
  • Para Pariwisatawan  = pariwisatawan-pariwisatawan, orang-orang yang melakukan perjalanan keliling (tourists);
Pada prakteknya penggunaan istilah-istilah tersebut seringkali dikacaukan satu dengan lainnya, seperti seringkali kata ‘pariwisata’ digunakan sebagai sinonim dari ‘kepariwisataan’. Demikian pula kata ‘wisatawan’ acapkali digunakan sebagai sinonim dari ‘pariwisatawan’ atau tourist, bahkan tidak jarang digunakan pula sebagai sinonim dari ‘pengunjung’ atau visitor.

Pengertian ilmiah
Pengertian ilmiah di sini adalah pengertian yang dinyatakan dalam bentuk definisi, yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan “Apa sebenarnya kepariwisataan itu?”
Dari sekian banyak definisi, dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam pengertian ‘kepariwisataan’ terkandung adanya tiga fikiran dasar mengenai:
  • Adanya ‘gerak’, – perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya;
  • Adanya ‘jeda’, – perhentian untuk sementara waktu (bukan untuk menetap), daripada orang-orang yang bergerak tersebut, di satu  atau beberapa tempat yang bukan tempat tinggalnya;
  • Persinggahan dan/atau kunjungan tersebut tidak untuk mencari nafkah.
Jenis-jenis Pariwisata 

     Sebelum penulis mengklasifikasikan jenis-jenis Pariwisata. Terlebih dahulu, penulis akan menjelaskan bahwasannya jenis-jenis Pariwisata yang akan dijabarkan oleh penulis berkaitan dengan persamaan antara jenis-jenis Pariwisata tersebut dengan tujuan atau motivasi seseorang atau wisatawan melakukan perjalanan wisata tersebut. Dimana, tujuan seseorang melakukan perjalananan wisata tersebut berkaitan dengan jenis-jenis Pariwisata yang akan dibahas oleh penulis.
     Dengan demikian, penulis mengambil sebuah contoh yang mengandung jenisjenis Pariwisata dalam sebuah “Konferensi Roma : Purpose To Visit” yang diselenggarakan pada tahun 1963, yang berisi tentang :
1. Holiday (Bersifat Langsung) Dimana seorang turis/wisatawan melakukan perjalanan wisata pasti dengan tujuan utama yaitu berlibur untuk menikmati Objek Daerah Tujuan Wisata yang dikunjungi untuk melepas kepenatan dari rutinitas yang dijalani.
2. Visited Tired Of Relativities (No.2 dan seterusnya bersifat Tidak Langsung) Dimana seseorang yang ada keperluan untuk mengunjungi keluarganya yang sedang sakit atau melepas kerinduan dengan keluarganya tersebut. Maka, setelah itu barulah seseorang tersebut melakukan perjalanan wisata. 
3. Buisness (Bisnis) Dimana seseorang mengunjungi daerah/Negara lain dengan 1 sampai 2 hari untuk urusan pekerjaan bisnis dengan kleinnya. Setelah pekerjaannya selesai maka dia akan melakukan perjalanan wisata di daerah yang dikunjunginya. Universitas Sumatera Utara 25
4. MICE (Meeting Intencive Convention Exadition) Dimana beberapa orang pengusaha-pengusaha berkumpul di satu daerah wisata untuk melakukan meeting project. Setelah urusan mereka selesai, maka mereka akan berwisata di daerah wisata tersebut. 
5. Healthy (Kesehatan) Dimana seseorang yang mengalami sakit akan berobat di daerah/Negara lain yang memang telah direkomendasi dari Negara/daerah asal. Setelah melakukan pengobatan dan perawatan, maka dia bisa melakukan perjalanan wisata di Negara/daerah yang dikunjunginya. 
6. Sport (Olahraga) Dimana seseorang mengikuti sebuah kegiatan turnamen perlombaan bidang olahraga di Negara lain yang menjadi tuan rumah dari ajang pelombaan tersebut. Setelah perlombaan itu selesai, maka dia berkesempatan untuk berwisata di daerah/Negara yang dikunjunginya. Universitas Sumatera Utara 26 
7. Ziarah Dimana seseorang melakukan ibadah atau berziarah ke makam orang yang berpengaruh di kepercayaannya. Setelah dia melakukan ibadah dan ziarah tersebut, dia akan melanjutkan dengan kegiatan berwisata di daerah yang dikunjunginya. 
8. Studi (Sekolah) Dimana seseorang yang mendapat beasiswa atau yang memang ingin melanjutkan kuliah atau sekolah di Negara lain. Maka, meraka akan menetap untuk beberapa tahun. Dan juga mereka bisa menikmati Objek Daerah Tujuan Wisata tempat mereka kuliah atau sekolah.
Contoh-Contoh Pariwisata

Wisata alam

           Indonesia memiliki kawasan terumbu karang terkaya di dunia dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 3.000 spesies ikan, 590 jenis karang batu, 2.500 jenis moluska, dan 1.500 jenis udang-udangan.Kekayaan biota laut tersebut menciptakan sekitar 600 titik selam yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.Raja Ampat di Provinsi Papua Barat adalah taman laut terbesar di Indonesia yang memiliki beraneka ragam biota laut dan dikenal sebagai lokasi selam scuba yang baik karena memiliki daya pandang yang mencapai hingga 30 meter pada siang hari. Hasil riset lembaga Konservasi Internasional pada tahun 2001 dan 2002 menemukan setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang dan 700 jenis kerang di kawasan Raja Ampat.Bunaken yang terletak di Sulawesi Utara memiliki 25 titik selam dengan kedalaman hingga 1.556 meter.Hampir 70% spesies ikan di Pasifik Barat dapat ditemukan di Taman Nasional ini. Terumbu karang di taman nasional ini disebut tujuh kali lebih bervariasi dibandingkan dengan Hawaii. Beberapa lokasi lain yang terkenal untuk penyelaman antara lain: Wakatobi, Nusa Penida, Karimunjawa, Derawan dan Kepulauan Seribu.

         Ngarai Sianok di kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Terdapat 50 taman nasional di Indonesia, 6 di antaranya termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.Taman Nasional Lorentz di Papua memiliki sekitar 42 spesies mamalia yang sebagian besar hewan langka. Mamalia yang ada di kawasan ini antara lain: kangguru pohon, landak irian, tikus air, walabi, dan kuskus. Taman nasional ini memiliki lebih dari 1.000 spesies ikan, di antaranya adalah ikan koloso. Di taman ini terdapat salju abadi yang berada di puncak Gunung Jayawijaya.Taman Nasional Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang dikenal karena hewan Badak jawa bercula satu yang populasinya semakin menipis. Pengamatan satwa endemikkomodo serta satwa lainnya seperti rusa, babi hutan dan burung dapat dilakukan di Taman Nasional Komodo.Taman Nasional Kelimutuyang berada di Flores memiliki danau kawah dengan tiga warna yang berbeda.

     Keanekaragaman flora dan fauna yang ada di seluruh nusantara menjadikan Indonesia cocok untuk pengembangan agrowisata. Kebun Raya Bogor yang terletak di Bogor merupakan lokasi agrowisata populer yang telah berdiri sejak abad 19 dan merupakan yang tertua di Asia dengan koleksi tumbuhan tropis terlengkap di dunia.Hingga Maret 2010, Kebun Raya Bogor memiliki koleksi 3.397 spesies jenis koleksi umum, 550 spesies tumbuhan anggrek, serta 350 tumbuhan non-anggrek yang berada di rumah kaca. Taman Wisata Mekarsarimerupakan taman buah tropis terbesar dan terlengkap di dunia. Koleksi taman ini mencapai 100.000 tanaman buah yang terdiri dari 78 famili, 400 spesies, dan 1.438 varietas.

Wisata belanja 

      Wisata belanja di Indonesia dibagi menjadi dua jenis: pusat perbelanjaan tradisional dengan proses tawar-menawar antara pembeli dan penjual dan pusat perbelanjaan modern. Pasar tradisional umumnya menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang berlokasi dalam satu gedung atau jalan tertentu. Beberapa daerah dengan relief sungai-sungai panjang memiliki pasar terapung seperti Pasar Terapung Muara Kuin di Sungai Barito, Banjarmasin dan Pasar Terapung Lok Baintan di Banjar, namun adapula yang khusus menjual barang - barang seni atau benda khas setempat seperti Pasar Sukawati di Gianyar yang menjual berbagai kerajinan tangan dan barang seni khas Bali, Pasar Klewer di Solo yang menjual kain - kain batik,Kotagede dengan hasil kerajinan perak,dan kawasan Malioboro di Yogyakarta yang menjajakan kerajinan khas Yogya. 

      Pusat perbelanjaan modern dapat ditemukan di kota-kota metropolitan terutama yang terletak di Pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Semarang. Kebanyakan pusat perbelanjaan modern dapat ditemukan di kota Jakarta yang memiliki lebih dari 170 pusat perbelanjaan. Jakarta merupakan kota dengan jumlah pusat perbelanjaan terbanyak di dunia. Pusat perbelanjaan tertua yang pernah dibangun di Jakarta yaitu Pasar Baru yang dibangun pada tahun 1820. Pusat perbelanjaan di Jakarta, Semarang, dan Surabaya umumnya mengadakan diskon besar pada masa ulang tahun kota untuk meningkatkan daya tarik wisata belanja. Jakarta secara rutin mengadakan pesta diskon Festival Jakarta Great Sale, Semarang dengan nama Semarang Great Sale, sementara Surabaya mengadakan Surabaya Shopping Festival.

 Wisata budaya 

       Beberapa tahun belakangan ini beberapa kota di Pulau Jawa mulai mengembangkan konsep karnaval fesyen. Jember Fashion Carnaval secara rutin diadakan sejak tahun 2001 di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval fesyen lainnya namun memfokuskan tema pada batik adalah Karnaval Batik Solo yang pertama kali diadakan pada tahun 2008. Selain karnaval fesyen, adapula karnaval yang diadakan untuk memperingati hari jadi kota seperti yang diadakan di kota Yogyakarta dengan nama Jogja Java Carnaval dan di kota Jakarta dengan nama Jak Karnaval yang diadakan secara rutin setiap bulan Juni.

      Berdasarkan data sensus 2010, Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa. Keberagaman suku bangsa tersebut mengakibatkan keberagaman hasil budaya seperti jenis tarian, alat musik, dan adat istiadat di Indonesia. Beberapa pagelaran tari yang terkenal di dunia internasional misalnya Sendratari Ramayana yang menceritakan tentang perjalanan Rama dan dipentaskan di kompleks Candi Prambanan. Desa Wisata Batubulanyang terletak di Sukawati, Gianyar merupakan desa yang sering dikunjungi untuk pentas Tari Barongan, Tari Kecak dan Tari Legong.
Sejarah kebudayaan Indonesia dari zaman prasejarah hingga periode kemerdekaan dapat ditemukan di seluruh museum yang ada di Indonesia. Total jumlah museum di Indonesia berjumlah 80 museum yang tersebar dari Aceh hingga Maluku.

Wisata keagamaan

      Sejarah mencatat bahwa agama Hindu dan Buddha pernah masuk dan memengaruhi kehidupan spiritual di Indonesia dengan adanya peninggalan sejarah seperti candi dan prasasti di beberapa lokasi. Jejak-jejak peninggalan agama Buddha yang terbesar adalah Candi Borobudur yang terletak di Magelang dan merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1991. Pada abad ke-13 hingga ke-16 Islam masuk ke nusantara menggantikan era kerajaan Hindu-Buddha. Pada masa ini, banyak ditemukan masjid yang merupakan akulturasi kebudayaan antara Hindu-Buddha-Jawa dengan agama Islam seperti terlihat pada Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus.

Kamis, 08 Januari 2015

Advertisement Analysis: SILENCE OF LOVE "Thai Life Insurance"

I have an assignment to analyze a commercial and look for the connection between the commercial and 'Life Insurance' , the commercial titled "Silence Of Love : Thai Life Insurance Commercial" 

This Adverstisment  present by MUANG THAI LIFE INSURANCE, and what is muang Thai Life Insurance?

Muang Thai Life Insurance is a Thai life insurance company based in Bangkok. The company’s headquarters is at street no. 250, Rachadaphisek Road, Huay Kwang. The company was officially founded on 6 April 1951. The first headquarters of the company was on Suapa Road, Bangkok. One of the founders was Chulind Lamsam, Managing Director, along with business associates and high-ranking officers in the government sector. The company served as a source of fund for the government sector. Also the company offered long-term savings. This helped in the efforts to develop economic, trade and industrial sectors of the country.The company was the first life insurance company to be appointed under the royal patronage of King Bhumibol Adulyadej, which entitled the company to bear on all company’s documents the royal Garuda emblem. Muang Thai Life Assurance was also the first life insurance company that attained the International Standard Certification ISO 9001:2000. The company continued to grow and in the year 2010 had a countrywide network of more than 250 branches, including agency offices. The chairman was Photipong Lamsam, Sara Lamsam was Director- President and Chief Executive Officer.

                                            
look at this video!
          
                                  
We know that, the girl hates her father because her father is deaf and abnormal, one day on her birthday, she decided to committed suicide, her father waits her to celebrate her birthday, the father found his daughter had cut her wrist, he is panic and bring his daughter to the hospital, the father really loves his daughter, and he would give anything to heals his daughter, anything. Then he sacrifices himself and donate his blood for his daughter,  his daughter saved but not for his life, and she realized that her father is the best father for her, she realized how much her loves her father.

The connection between the commercial and life insurance is everyone must have a life insurance, you know what the reason? if someday something bad happen like accident, death, etc we will not feeling bothered and confused with all, Insurance gives you peace of mind and you know that if anything happens to you, your family or your business that you will be financially secure. The best course of action is to prepare for the worst and hope for the best. Everyone needs it, insurance will help you if something unexpected it's happen, without have to money.

Rabu, 03 Desember 2014

Softskill (40 Basic Ads Persuasion Techniques)

1. Association. This persuasion technique tires to link a product, service, or idea with something already liked or desired by the target audience, such as fun, pleasure, beauty, security, intimacy, success, wealth, etc.

                                           

       

2. Bandwagon. Many ads show lots of people using the product, implying that "everyone is doing it" (or at least, "all the cool people are doing it"). No one likes to be left out or left behind, and these ads urge us to "jump on the bandwagon, politicians use the same technique.

                                            


       


3. Beautiful people. Beatiful people uses good looking models (who may also be celebrities) to attract our attention. This technique is extremely common in ads, which may also imply (but never promise!) that we'll look like the models if we use the product. 

                                         
           
  
           
4. Bribery. This technique tries to persuade us to buy a product by promising to give us something else, like a discount, a rebate, a coupon, or a "free gift." Sales, special offers, contest,  and sweepstakes are all forms of bribery. Unfornately, we don't really get something for free.

                                        

5. Celebrities. (A type of Testimonial – the opposite of Plain folks.) We tend to pay attention to famous people. That’s why they’re famous! Ads often use celebrities to grab our attention. By appearing in an ad, celebrities implicitly endorse a product; sometimes the endorsement is explicit. Many people know that companies pay celebrities a lot of money to appear in their ads (Nike’s huge contracts with leading athletes, for example, are well known) but this type of testimonial still seems to be effective.
      
      
                                             
      

6. Experts. (A type of Testimonial.) We rely on experts to advise us about things that we don’t know ourselves. Scientists, doctors, professors and other professionals often appear in ads and advocacy messages, lending their credibility to the product, service, or idea being sold. Sometimes, “plain folks” can also be experts, as when a mother endorses a brand of baby powder or a construction worker endorses a treatment for sore muscles. 

                                                
 

7. Explicit claims. Something is "explicit" if it is directly, fully, and/or clearly expressed or demonstrated. For example, some ads state the price of a product, the main ingredients, where it was made, or the number of items in the package – these are explicit claims. So are specific, measurable promises about quality, effectiveness, or reliability, like “Works in only five minutes!” Explicit claims can be proven true or false through close examination or testing, and if they’re false, the advertiser can get in trouble. It can be surprising to learn how few ads make explicit claims. Most of them try to persuade us in ways that cannot be proved or disproved. 

   
 
           
8. Fear This is the opposite of the Association technique. It uses something disliked or feared by the intended audience (like bad breath, failure, high taxes or terrorism) to promote a "solution.” Ads use fear to sell us products that claim to prevent or fix the problem. Politicians and advocacy groups stoke our fears to get elected or to gain support.

                
                
                         

9. Humor. Many ads use humor because it grabs our attention and it’s a powerful persuasion technique. When we laugh, we feel good. Advertisers make us laugh and then show us their product or logo because they’re trying to connect that good feeling to their product. They hope that when we see their product in a store, we’ll subtly re-experience that good feeling and select their product. Advocacy messages (and news) rarely use humor because it can undermine their credibility; an exception is political satire. 
                                                                                                                                            
                                         

    
         
10. Intensity. The language of ads is full of intensifiers, including superlatives (greatest, best, most, fastest, lowest prices), comparatives (more, better than, improved, increased, fewer calories), hyperbole (amazing, incredible, forever), exaggeration, and many other ways to hype the product. 

      
                                             

      


11. Maybe. Unproven, exaggerated or outrageous claims are commonly preceded by "weasel words" such as may, might, can, could, some, many, often, virtually, as many as, or up to. Watch for these words if an offer seems too good to be true. Commonly, the Intensity and Maybe techniques are used together, making the whole thing meaningless.


                                       
12. Plain folks. (A type of Testimonial – the opposite of Celebrities.) This technique works because we may believe a "regular person" more than an intellectual or a highly-paid celebrity. It’s often used to sell everyday products like laundry detergent because we can more easily see ourselves using the product, too. The Plain folks technique strengthens the down-home, "authentic" image of products like pickup trucks and politicians. Unfortunately, most of the "plain folks" in ads are actually paid actors carefully selected because they look like "regular people.” 

                       
  

13. Repetition. Advertisers use repetition in two ways: Within an ad or advocacy message, words, sounds or images may be repeated to reinforce the main point. And the message itself (a TV commercial, a billboard, a website banner ad) may be displayed many times. Even unpleasant ads and political slogans work if they are repeated enough to pound their message into our minds. 

                             

14. Testimonials. Media messages often show people testifying about the value or quality of a product, or endorsing an idea. They can be experts, celebrities, or plain folks. We tend to believe them because they appear to be a neutral third party (a pop star, for example, not the lipstick maker, or a community member instead of the politician running for office.) This technique works best when it seems like the person “testifying” is doing so because they genuinely like the product or agree with the idea. Some testimonials may be less effective when we recognize that the person is getting paid to endorse the product.
      
                                          
                             
 
        
15. Warm & fuzzy. This technique uses sentimental images (especially of families, kids and animals) to stimulate feelings of pleasure, comfort, and delight. It may also include the use of soothing music, pleasant voices, and evocative words like "cozy" or "cuddly.”             

                                        
                            
 


16. The Big Lie. According to Adolf Hitler, one of the 20th century’s most dangerous propagandists, people are more suspicious of a small lie than a big one. The Big Lie is more than exaggeration or hype; it’s telling a complete falsehood with such confidence and charisma that people believe it. Recognizing The Big Lie requires "thinking outside the box" of conventional wisdom and asking the questions other people don’t ask. 

 
       
                           
17. Charisma. Sometimes, persuaders can be effective simply by appearing firm, bold, strong, and confident. This is particularly true in political and advocacy messages. People often follow charismatic leaders even when they disagree with their positions on issues that affect them.

                      

18. Euphemism. While the Glittering generalitiesand Name-callingtechniques arouse audiences with vivid, emotionally suggestive words, Euphemismtries to pacify audiences in order to make an unpleasant reality more palatable. Bland or abstract terms are used instead of clearer, more graphic words. Thus, we hear about corporate “downsizing” instead of “layoffs,” or “enhanced interrogation techniques” instead of “torture.”

                                       
19. Extrapolation Persuaders sometimes draw huge conclusions on the basis of a few small facts. Extrapolationworks by ignoring complexity. It’s most persuasive when it predicts something we hope can or will be true.




20. Flattery Persuaders love to flatter us. Politicians and advertisers sometimes speak directly to us: “You know a good deal when you see one.” “You expect quality.” “You work hard for a living.” “You deserve it.” Sometimes ads flatter us by showing people doing stupid things, so that we’ll feel smarter or superior. Flattery works because we like to be praised and we tend to believe people we like. (We’re sure that someone as brilliant as you will easily understand this technique!)

                        

21. Glittering generalities. This is the use of so-called "virtue words" such as civilization, democracy, freedom, patriotism, motherhood, fatherhood, science, health, beauty, and love. Persuaders use these words in the hope that we will approve and accept their statements without examining the evidence. They hope that few people will ask whether it’s appropriate to invoke these concepts, while even fewer will ask what these concepts really mean.

 





22. Name-calling. This technique links a person or idea to a negative symbol (liar, creep, gossip, etc.). It’s the opposite of Glittering generalities. Persuaders use Name-calling to make us reject the person or the idea on the basis of the negative symbol, instead of looking at the available evidence. A subtler version of this technique is to use adjectives with negative connotations (extreme, passive, lazy, pushy, etc.)

                         


23. New. We love new things and new ideas, because we tend to believe they’re better than old things and old ideas. That’s because the dominant culture in the United States (and many other countries) places great faith in technology and progress.
                          


24. Nostalgia. This is the opposite of the New technique. Many advertisers invoke a time when life was simpler and quality was supposedly better ("like Mom used to make"). Politicians promise to bring back the "good old days" and restore "tradition." But whose traditions are being restored? Who did they benefit, and who did they harm? This technique works because people tend to forget the bad parts of the past, and remember the good. 

                     


25. Rhetorical questions. These are questions designed to get us to agree with the speaker. They are set up so that the “correct” answer is obvious. ("Do you want to get out of debt?" "Do you want quick relief from headache pain?" and "Should we leave our nation vulnerable to terrorist attacks?" are all rhetorical questions.)

                           


26. Scientific evidence. This is a particular application of the Expert technique. It uses the paraphernalia of science (charts, graphs, statistics, lab coats, etc.) to "prove" something. It often works because many people trust science and scientists. It’s important to look closely at the "evidence," however, because it can be misleading. 

                           


27. Simple solution. Life is complicated. People are complex. Problems often have many causes, and they’re not easy to solve. These realities create anxiety for many of us. Persuaders offer relief by ignoring complexity and proposing a Simple solution.

                              


28. Slippery slope. This technique combines Extrapolation and Fear. Instead of predicting a positive future, it warns against a negative outcome. It argues against an idea by claiming it’s just the first step down a “slippery slope” toward something the target audience opposes. ("If we let them ban smoking in restaurants because it’s unhealthy, eventually they’ll ban fast food, too."

                             


29. Symbols. Symbols are words or images that bring to mind some larger concept, usually one with strong emotional content, such as home, family, nation, religion, gender, or lifestyle.

                        

30. Ad hominem. Latin for "against the man," the ad hominem technique responds to an argument by attacking the opponent instead of addressing the argument itself. It’s also called "attacking the messenger.” It works on the belief that if there’s something wrong or objectionable about the messenger, the message must also be wrong. 

                         

31. Analogy. An analogy compares one situation with another. A good analogy, where the situations are reasonably similar, can aid decision-making. A weak analogy may not be persuasive, unless it uses emotionally-charged images that obscure the illogical or unfair comparison.

                        
 
32. Card stacking. No one can tell the whole story; we all tell part of the story. Card stacking, however, deliberately provides a false context to give a misleading impression. It "stacks the deck," selecting only favorable evidence to lead the audience to the desired conclusion. 

                                 

33. Cause vs. Correlation. While understanding true causes and true effects is important, persuaders can fool us by intentionally confusing correlation with cause. For example: Babies drink milk. Babies cry. Therefore, drinking milk makes babies cry.

                                      

34. Denial. This technique is used to escape responsibility for something that is unpopular or controversial. It can be either direct or indirect. A politician who says, "I won’t bring up my opponent’s marital problems," has just brought up the issue without sounding mean.


                              


35. Diversion. This technique diverts our attention from a problem or issue by raising a separate issue, usually one where the persuader has a better chance of convincing us. Diversion is often used to hide the part of the story not being told. It is also known as a “red herring.” 

                 


36. Group dynamics. We are greatly influenced by what other people think and do. We can get carried away by the potent atmosphere of live audiences, rallies, or other gatherings. Group dynamics is a more intense version of the Majority belief and Bandwagon techniques.


                                              


37. Majority belief. This technique is similar to the Bandwagon technique. It works on the assumption that if most people believe something, it must be true. That’s why polls and survey results are so often used to back up an argument, even though pollsters will admit that responses vary widely depending on how one asks the question.

                        

 38. Scapegoating. Extremely powerful and very common in political speech, Scapegoating blames a problem on one person, group, race, religion, etc. Some people, for example, claim that undocumented (“illegal”) immigrants are the main cause of unemployment in the United States, even though unemployment is a complex problem with many causes. Scapegoating is a particularly dangerous form of the Simple solution technique.

                                     




39. Straw man. This technique builds up an illogical or deliberately damaged idea and presents it as something that one’s opponent supports or represents. Knocking down the "straw man" is easier than confronting the opponent directly. 
 
                                      


40. Timing. Sometimes a media message is persuasive not because of what it says, but because of when it’s delivered. This can be as simple as placing ads for flowers and candy just before Valentine’s Day, or delivering a political speech right after a major news event. Sophisticated ad campaigns commonly roll out carefully-timed phases to grab our attention, stimulate desire, and generate a response.